Selasa, 27 Agustus 2019

Aplikasi Bioboost pada sapi

BUDIDAYA SAPI POTONG

budidaya sapi potong dengan pupuk hayati bioboost k-link

A. PENDAHULUAN
Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. K-link Indonesia dengan produk BIOBOOST membantu memaksimalkan budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

B. PENGGEMUKAN
 Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan). Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

a. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

b. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

c. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

d. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

e. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
  • Berumur di atas 2,5 tahun.
  • Jenis kelamin jantan.
  • Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
  • Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
  • Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
  • Kotoran normal

C. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN
 

1. Perkandangan.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.

Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.

Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.

Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.Oleh karena itu PT. K-link Indonesia mengeluarkan produk K-BIOBOOST dengan teknologi BIO dengan pembiakan Isolasi yang mampu memaksimalkan fungsi pencernaan, juga mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
  • Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K, Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
  • Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
  • Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
  • Asam – asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.
  • Juga menghasilkan berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati
  • Mampu meningkatkan pertumbuhan bobot harian sapi
  • Meningkatkan ketahanan tubuh ternak
  • Mengurangi kadar kolesterol daging
  • Mengurangi bau kotoran
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat.
Caranya sebagai berikut :
Campurkan 2 tutup BIOBOOST dengan air minum / komboran, diamkan 5 – 10 menit kemudian diminumkan. Berikan setiap hari pagi / sore.

D. PENGENDALIAN PENYAKIT
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina.
Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya.
Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

E. PRODUKSI DAGING
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
  1. Pakan. Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian BIOBOOST memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
  2. Faktor Genetik.Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
  3. Jenis Kelamin.Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
  4. Manajemen.Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.
F. SANITASI
Harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Lakukan penyemprotan kandang secara menyeluruh dengan pemakaian BIOBOOST 2 tutup dicampur dengan 1 liter air, diamkan selama 10 menit kemudian semprotkan ke areal kandang terutama pada kotoran. Dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan Bahteri dan Virus yang mengancam sapi..

Info & Pemesanan: Sms/ Wa : 081211132400

Aplikasi Bioboost pada Lele


Istilah Bioflok atau Flok merupakan istilah bahasa “slank” dari bahasa baku “Activated Sludge” (Lumpur Aktif) yang diadopsi dari proses pengolahan biologis air limbah (Biological Wastewater Treatment). Bioflok adalah sebuah sistem budidaya dengan memanfaatkan bakteri pembentuk flok (Flocs Forming Bacteria) dalam pengolahan limbah.

Bioflok merupakan agregat diatom, makroalga, pellet sisa, eksoskeleton organisma mati, bakteri, protista dan invertebrata. Juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm.
Flok yang terbentuk inilah yang dimanfaatkan sebagai pakan tambahan ikan yang mengandung nutrisi tinggi, yang mampu disandingkan dengan pakan alami, sehingga pertumbuhan sangat cepat dan dapat mengurangi pemberian pakan. Dapat disimpulkan bahwa teknologi bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan hasil metabolisma ikan yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein yang dapat dimanfaatkan oleh ikan secara langsung, sehingga ikan yang dibudidayakan memperoleh protein tambahan dari pakan alami yaitu flok, di samping pakan pelet yang diberikan.

SISTEM

Sistem kerja dari bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan sedikit unsur fosfor (P) menjadi gumpalan berupa flok dengan menggunakan bakteri pembentuk flok yang mensintesis biopolimer polihidroksi alkanoat sebagai ikatan bioflok.

Bakteri pembentuk flok dipilih dari bakteri yang memiliki karakteristik: (1) non patogen, (2) memiliki kemampuan mensintesis polihidroksi alkanoat (PHA), (3) memproduksi enzim ekstraselular, (4) memproduksi bakteriosin terhadap bakteri patogen, (5) mengeluarkan metabolit sekunder yang menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan (6) mudah dibiakkan di lapangan.

Kandungan Nutrisi Bioflok

Terbentuknya flok secara sederhana dijelaskan sebagai berikut: Mikroorganisma seperti bakteri dengan daya lisis bahan organik memanfaatkan detritus sebagai makanan. Sel-selnya mensekresi lendir metabolit, biopolimer (polisakarida, peptida dan lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi di sekitar dinding sel detritus. Ikatan didinding sel bakteri menyebabkan munculnya flok bakterial. Polimer ekstraseluler yang dibentuk bakteri berfungsi sebagai jembatan penghubung (panjang dapat mencapai 50 µm).

Dua senyawa biopolimer dengan gugus karboksil (COOH) pada bakteri berbeda membentuk ester dengan ion divalen (Ca, Mg). Ikatan-ikatan ini meningkatkan massa kumpulan partikel menjadikan inti kumpulan bersifat hidrofobik (takut air) dan tepinya bersifat hidrofilik (suka air) sehingga terjadi dewaterisasi (lebih sedikit air di dalam partikel). Karena ukuran diameter yang membesar maka flok mudah mengendap. Di samping itu, kandungan bahan organik, oksigen dan pH juga berpengaruh terhadap terbentuknya flok.
Pembentukan bioflok berkualitas memerlukan perbandingan C:N:P sekitar 100:5:1. Oksigen terlarut di seluruh badan air sebaiknya >4 ppm, jika terlalu rendah menyebabkan perkembangan bakteri filamen. Sedangkan pH yang rendah akan menghambat pembentukan bioflok karena mengurangi kandungan kation divalen dalam air untuk ikatan esterasi.

MANFAAT

Penerapan system bioflok apabila diaplikasikan dengan tepat adalah minimnya pergantian air dalam sistem budidaya sehingga teknologi ini ramah lingkungan. Pakan yang digunakan pun menjadi lebih sedikit ketimbang sistem konvensional lain. Manfaat dan keuntungan sistem bioflok antara lain:
1. Menghemat pakan pelet, FCR dapat mencapai 0,8-0,7
2. Pertumbuhan ikan lele lebih seragam dan rampag, artinya selama kegiatan budidaya tidak ada kegiatan penyortiran.
3. Pertumbuhan ikan lebih optimal dengan jangka waktu panen yang lebih cepat.
4. Padat tebar benih lebih tinggi, berkisar 500-1.000 ekor per m³.
5. Ikan sehat dan gesit serta dapat mengurangi hama/penyakit ikan.

Selain manfaat tersebut, ada beberapa keuntungan lain dari sistem bioflok, seperti:
  • Hemat lahan, karena padat tebar tinggi.
  • Tampilan kolam lebih indah, terutama jika menggunakan kolam bundar.
  • Manajemen pakan, air & tata letak lebih mudah, tidak serumit kolam tanah
  • Waktu Pemberian pakan lebih efisien, karena sehari hanya dua kali.

SYARAT & KETENTUAN

Beberapa hal yang menjadi syarat dan ketentuan dalam budidaya lele padat tebar tinggi dengan sistem bioflok antara lain:

1.   Bakteri pembentuk flok
Dapat ditemukan pada Probiotik yang mengandung bakteri pembentuk flok. Bakteri yang mampu membentuk flok diantaranya:
  • Zooglea ramigera
  • Escherichia intermedia
  • Paracolobacterium aerogenoids
  • Bacillus subtilis
  • Bacillus cereus
  • Flavobacterium
  • Pseudomonas alcaligenes
  • Sphaerotillus natans
  • Tetrad dan Tricoda
2.   Kadar oksigen yang tinggi
Dengan padat tebar yang tinggi, tentunya kebutuhan oksigen di kolam budidaya juga harus mencukupi, selain itu bakteri pembentuk flok juga bergantung erat pada oksigen untuk dapat bekerja. Penambahan aerasi pada kolam merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar oksigen dalam kolam. Dapat menggunakan pompa air dengan ketinggian 2,5 meter dengan kekuatan 43 watt, untuk kolam bundar dengan dengan ukuran diameter 4m. Atau bisa dicabang 4 jika berdiameter 1 m.

3.   Lumpur aktif
Seluruh dasar kolam dibuat selalu aktif bergerak, agar tidak ada endapan. Bisa disatukan dengan semburan/aerator atau pompa air. Jadi selain menambah oksigen, aerator atau pompa air digunakan juga untuk membuat lumpur aktif.

4. Penambahan bahan starter yang mengandung karbon, sebagai pakan bakteri pembentuk flok. Bisa menggunakan molase, tepung tapioka, tepung terigu, bekatul atau gula.

INDIKATOR

Ciri-ciri air kolam yang sudah terbentuk flok antara lain :
1. Warna air kolam coklat kekuningan, warna cerah, semakin lama akan coklat kemerahan.
2. Air kolam tidak terlalu pekat, tidak berminyak, tidak encer dan tidak kental.
3. Air kolam tidak berbau amoniak
4. Jika diambil sampel airnya, kemudian didiamkan beberapa menit, terdapat endapan coklat kehijauan yang melayang-layang didalam air.
5. Perilaku ikan: aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada di dasar kolam/


Manfaatkan Bioteknologi HayatiBIOBOOST untuk hasil Maksimal
Komposisi BIOBOOST :
  • Azotobacter sp 2,5 x 108 – 105 cfµ/m
  • Azospirillum sp 3 x 107 – 105 cfµ/ml
  • Bacillus sp 3,5 x 107 – 105 cfµ/ml
  • Pseudomonas sp 7 x 105 – 104 cfµ/ml
  • Cytophaga sp 1,5 x 104 – 103 cfµ/ml
Isi dan Kandungan K-Bioboost :
1. (165) Genus dengan turunannya 3200-3500 Microorganisme
2. Air yang digunakan untuk fermentasi atau campuran dasar memiliki pH 9 (Air Alkali)
3. Mengandung Hormon-Hormon untuk Pertumbuhan
4. Mengandung Zat Pengatur Tumbuh sebesar 1000 ppm
5. Mengandung Anti Jamur (Trichoderma sp.), dapat membantu menghilangkan jamur yang ada di batang dan akar tanaman
6. Mengandung Zat Asam-Asaman, diantaranya :
  • Asam Humat dengan  kadar 15%
  • Asam Absisat
  • Asam Amino
  • Asam Fulvat
  • Asam Galat
  • Asam Laktat
  • Etilen
  • Dan beberapa macam  lagi asam-asaman yang dibutuhkan alam
7. Hara Makro-Mikro dengan nilai kandungan diatas rata-rata
8. Bakteri Aerob dan Anaerob
9. NanoTechnology
10. Cytophaga sp,  yang hanya ada di K-Bioboost
11. PH Bioboost 3,56
12. Bakteri Pelarut Fosfat
13. Bakteri Pelarut Kalium
14. Bakteri Penambat N
15. Bakteri Pengubah Nitrit menjadi Nitrat
16. Bakteri Komersial untuk Bioremediasi
17. Mikroorganisme penekan angka Microorganisme dan atau Bakteri Phatogen
18. Angka populasi microba di Bioboost saat ini sudah mencapai minimal 10 pangkat 12

Manfaat Bioteknologi Hayati BIOBOOST untuk Perikanan :
1.      Meningkatkan dan menjaga mutu air tambak / kolam.
2.      Menekan perkembangan bakteri pathogen didalam tanah dan air tambak / kolam.
3.      Meningkatkan kekebalan dan kesehatan udang / ikan terhadap hama penyakit.
4.      Meningkatkan produktipitas tambak / kolam
5.      Meningkatkan mutu dan jumlah plankton pada air tambak / kolam
6.      Meningkatkan kualitas dan kuantitas udang / ikan
7.      Panen relatif lebih cepat
8.      Menekan potensi pencemaran pada lingkungan tambak / kolam.
9.      Rasa ikan lebih gurih dan lezat karena tidak bau tanah.

Info & Pemesanan: Sms/ Wa ; 081211132400

Bioboost untuk cabe

Aplikasi Pada Cabe


1.      Kebutuhan perhektar tanaman 5 s/d 6 liter BioBoost /sekali tanam.
2.      Gunakan pupuk kimia 50 % dari biasanya (sesuai kebutuhan).
3.      Encerkan 1 liter BioBoost dengan 50 s/d 100 liter air, diamkan beberapa saat baru dipergunakan.
4.      Sekali penyiraman/ penyemprotan diperlukan 1 s/d 2 liter BioBoost untuk 1 hektar tanaman.

Cara Penggunaan
·         Siramkan/ semprotkan larutan yang telah diencerkan pada barisan tanaman/ kecambah saat umur 7 s/d 10 hari (1 s/d 2 liter BioBoost)
·         Siramkan/ semprotkan larutan yang telah diencerkan pada barisan tanaman saat umur 20 hari (1 liter BioBoost), umur 30 hari (1 liter BioBoost), umur 40 hari (1 s/d 2 liter BioBoost).

Pengolahan Tanah
Ø  Lahan diolah sebagaimana biasanya dan sebaiknya gulma dan rumput dibuang keluar lahan

Aplikasi ke - 1
Ø  Campurkan 1 ltr BioBoost dengan 200 ltr air  (untuk lahan seluas 1 ha) atau 1 tangki isi 14 liter : 100 cc/10 x tutup botol pupuk BioBoost (1 ha = 14 tangki), diamkan sejenak (5-10 mnt) lalu semprotkan dipermukaan lahan yang sudah diolah sampai merata.
Ø  Sebaiknya penyemprotan dilakukan tepat  pada gundukan tanah sehingga efektif dan hemat pupuk.

Penanaman Bibit
Ø  Bibit mulai ditanam 3 – 5 hari setelah penyemprotan BioBoost yang pertama yaitu pada saat persiapan lahan.
Ø  Pemberian pupuk kimia 3 hari SMT  dosis 50% dari biasanya  yaitu 50% dari pemupukan kimia pertama.

Aplikasi ke - 2
Ø  15 hari SMT lakukan penyemprotan BioBoost  sebanyak  1 – 2 ltr  [dilihat dari kondisi tanaman] dicampur dengan 200 ltr air atau 1 tangki isi 14 liter : 100-200 cc/10-20 x tutup botol pupuk BioBoost [1 ha = 14 tangki]
Ø  Setelah penyemprotan BioBoost ke – 2  tidak perlu diberikan pupuk kimia

Aplikasi ke - 3
Ø  Umur 30–35 hari SMT lakukan lagi penyemprotan BioBoost  sebanyak 1 ltr dicampur dengan 200 ltr air atau 1 tangki isi 14 liter : 100 cc/10 x tutup botol pupuk BioBoost (1 ha = 14 tangki)
Ø  3 – 5  hari SMT berikan pupuk 50% dari biasanya pada saat pemupukan kimia ke – 2

Aplikasi Selanjutnya yaitu Penyemprotan ke – 4 dilakukan umur 50 hari SMT sebanyak 1 ltr BioBoost dan penyemprotan ke – 5 pada umur 65 hari SMT sebanyak 1 ltr BioBoost [pada penyemprotan ke – 4 dan ke – 5 tidak diberikan lagi pupuk kimia]

Kebutuhan Pupuk Kimia
Ø  Pupuk kimia yang dibutuhkan untuk lahan 1 ha 1x masa panen:
Ø  Cabe merah & Rawit : Urea 50 Kg ; SP-36/ TSP 250 Kg ; KCL 150 Kg ; NPK 500 kg
Ø  Cabe mrh besar Hibrida & Keriting Hibrida : Urea 120 kg ; SP–36/ TSP 280 Kg; KCL 200 kg
Ø  Waktu pemupukan harus tepat sesuai dengan kebutuhan unsur hara pada tanaman biasanya umur 3 hari SMT dan pada saat usia 35 hari.

Info & pemesanan Sms/Wa : 081211132400

Kamis, 15 Agustus 2019

Pupuk Biobost pada pertanian padi

Biobost Mantapp..Clik Disini

Aplikasi BioBoos pada tanaman padi

Cara penggunaan Pupuk hayati BioBoos pada tanaman padi:

PUPUK HAYATI BIOBOOS TEKNOLOGI UNTUK PERTANIAN ORGANIK


  • Tanaman Padi
Dosis pemupukan : 6 Liter / Ha / musim tanam

Cara Penggunaan :
Encerkan 1 liter BioBoos dengan 25 s/d 50 liter air, ( Jangan menggunakan air pam atau ledeng yang mengandung kaporit ) aduk sampai rata diamkan beberapa saat sebelum penggunaan untuk membangunkan bakteri yang masih tertidur minimal 10 menit. Aplikasikan 2 liter /Ha pupuk hayati BioBoos per masa pemupukan pada lahan pertanian.



Cara Pemupukan :
  • Pemupukan Pertama. 


    3 hari sebelum tanam semprotkan atau siramkan larutan Pupuk Hayati BioBos pada lahan sawah yang akan ditanami secara merata dengan dosis 2 liter BioBoost yang sudah di campur air / H.

    • Pemupukan Kedua. 


      30 hari setelah tanam semprotkan / siramkan larutan BioBoost secara merata dengan dosis 2 liter/ Ha.

      • Pemupukan Ketiga.
      Pada saat Primordial ( padi bunting ) Semprotkan / siramkan kembali larutan Pupuk Hayati BioBoost secara merata dengan dosis 2 liter / Ha, pemupukan sebaiknya dilkukan sore hari.

      Untuk pemupukan kimia dilakukan seperti jadwal biasa, dengan catatan berikan 3 s/d 5 hari setelah pemupukan dengan Pupuk Hayati BioBoos dengan jumlah dosis dikurangi 50% dari biasanya ini untuk tahap awal pemupukan dengan menggunakan Pupuk Hayati BioBoos. Dan untuk masa panen lebih cepat sekitar 10 hari. Untuk proses pengembalian dan pemulihan unsur hara dalam tanah tidak bisa sekaligus. Untuk selanjutnya penggunaan BioBoost bisa di gunakan 100% untuk lahan pertanian ataupun perkebunan.



      Tujuan penulis supaya secara perlahan kita sadar akan pentingnya mengembalikan semuanya kealam dan terciptanya pertanian Organik, alam akan memberikan segalanya buat mahluk manusia jika kita tau bagaimana memelihara dan menjaga alam yang sesungguhnya

      Salam Sukses dan Salam Pertanian Organik...

      Mari yang minat bercocok tanam dalemi dengan memanfaatkn mikrobilogy..

      Info dan pemesanan:
      Hub Wa : 081211132400

      Rabu, 14 Agustus 2019

      K - Biobost pada sapi

      K -Biobost k-linkClik Disini

      *BIOBOOST PADA PETERNAKAN*

      Penggunaan produk *BIOBOOST* ini juga sangat bermanfaat untuk mendukung budidaya peternakan lainnya, seperti Budidaya Sapi, Budidaya Babi, Budidaya Unggas, maupun budidaya hewan hias.

      Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap dengan kandungan gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan maupun konsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak.  Sehingga target budidaya ternak yaitu pertumbuhan optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pelengkap maka PT. K-link Indonesia mengeluarkanBIOBOOST. Produk ini menggunakan teknologi Bio yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh Kambing dan Domba, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
      BIOBOOST mampu menghasilkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
      Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
      Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit.
      Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.

      *Cara penggunaannya adalah:*

      dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat dengan dosis : ±10  cc atau 1 tutup botol *BIOBOOST* /ekor/hari. Penambahan *BIOBOOST* tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.

      Informasi dan pemesanan:
      Hub; 081211132400

      Biobost Hebat

      K Link BiobostClik disini

      BUDIDAYA KAMBING DAN DOMBA

      budidaya kambing dan domba dengan pupuk hayati bioboost k-link

      A. Pendahuluan
      Pola peternakan kambing dan domba potong atau pedaging di Indonesia sebagian besar masih berskala kecil sehingga perlu diupayakan secara lebih intensif. Pertambahan penduduk yang tinggi di Indonesia ditambah dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat menyebabkan kebutuhan daging selama ini belim mencukupi permintaan. Produksi dalam negeri untuk daging baru mencapai ± 400.000 ton/tahun, sehingga sampai dengan saat ini masih mengandalkan impor daging.

      Untuk itu PT. K-link Indonesia dengan produk BIOBOOST berupaya menbantu meningkatkan budidaya kambing dan domba potong dengan target sasaran tercapainya peningkatan kualitas dan kuantitas daging.

      B. Penggemukan
      Penggemukan kambing atau domba adalah suatu aktivitas pemeliharaan kambing atau domba dewasa yang sebelumnya dalam kondisi kurus selanjutnya ditingkatkan barat badannya melalui proses pembesaran daging dalam waktu 3-5 bulan.

      C. Jenis-jenis kambing dan domba potong
       

      a) Kambing kacang
      Cirinya adalah badan kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan dan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang hitam, coklat, merah atau belang hitam-putih.
       

      b) Kambing Peranakan Etawa (PE)
      Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir. Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan), di bagian bawah ekor (betina).
       

      c) Domba Ekor Gemuk
      Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau kecoklatan.
       

      d) Domba Ekor Tipis
      Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan).

      D. Pemilihan bibit
      Bibit kambing atau domba bakalan yang baik untuk pengggemukan adalah sebagai berikut :
      1.      umur antara 8 bulan – 1 tahun.
      2.      Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus.
      3.      Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi.
      4.      Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta.
      5.      Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus  bersih.
       
      E. Tata Laksana Pemeliharaan
      5.1 Perkandangan
      Pada umumnya tipe kandang pada ternak kambing dan domba adalah berbentuk panggung. Konstruksi kandang dibuat panggung di mana di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung kotoran. 


      Dengan adanya kolong berfungsi untuk menghindari kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang bisa jadi tercemar penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5 – 2 m. Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk kambing dan domba berbeda. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. 

      Untuk Domba, dasar bak pakan horizontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba merumput. Lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambu yang disusun dengan jarak 2-3 cm. Dengan demikian, kotoran dan air kencing mudah jatuh pada kolong, sementara tracak/kaki kambing dan domba tidak mudah terperosok dan terjepit terjepit.

      Ukuran Kandang :
      • Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
      • Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
      • Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
      • Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2 anak
      Dasar kolong kandang digali sedalam ±20 cm dibagian pinggirnya dan 30-50 cm pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampung kotoran. Kotoran kemudian dapat diproses untuk menjadi pupuk kandang. Dan sudah semestinya kandang harus terjaga kebersihannya sehingga ternak kambing dan domba lebih sehat karena tidak mudah terserang penyakit.

      5.2 Pakan
      Pakan utama yang umum diberikan berupa hijauan segar, seperti rumput, legum(daun lamtoro dan turi, dll) atau aneka hijauan (daun singkong yang mempunyai protein cukup tinggi), daun nangka dan daun pepaya). Khusus legume dan aneka hijauan sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun yang ada dalam hijauan tersebut.

      Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat  atau konsentrat. Jenis yang dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu). Jenis pakan tersebut relatif murah dan mudah dibeli di mana saja. Pakan konsentrat ini akan memberikan sumbangan cukup besar untuk kebutuhan nutrisinya. Kebutuhan setiap ekor kira-kira 3 kg per hari dengan komposisi 40% berkatul 40% ampas tahu dan 20% ketela pohon.

      Teknik pemberian konsentrat disarankan jangan bersamaan dengan hijauan,  karena pakan ini mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan hijauan.  Jumlah pemberian konsentrat sekitar 3 kg/ekor/hari.

      Contoh pola pemberian pakan pada ternak kambing
      Catatan: Pemberian konsentrat disarankan diberikan saat kambing atau domba sudah banyak mengkonsumsi hijauan, tetapi belum terlihat kenyang.

      Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap dengan kandungan gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan maupun konsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak.  Sehingga target budidaya ternak yaitu pertumbuhan optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pelengkap maka PT. K-link Indonesia mengeluarkanBIOBOOST. Produk ini menggunakan teknologi Bio yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh Kambing dan Domba, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
      BIOBOOST mampu menghasilkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
      • Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
      • Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit.
      • Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.
      Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat dengan dosis : ±10  cc atau 1 tutup botol BIOBOOST/ekor/hari. Penambahan BIOBOOST tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.

      5.3  Tatalaksana Reproduksi

      Tata laksana reproduksi meliputi :
      • Dengan pengelolaan yang baik kambing/domba   dapat  melahirkan 7 bulan sekali.
      • Perkawinan kembali setelah melahirkan 1bulan kemudian.
      • Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 – 4 bulan.
      • Umur dewasa kelamin 8 – 10 bulan
      • Siklus birahi 17 – 21 hari
      • Lama birahi 24 – 40 jam, bila birahi pagi maka sore atau    esok harinya harus dikawinkan
      • Masa kebuntingan : 5 bulan.

      F. Pengendalian Penyakit
      Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan Kado adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
      • Lahan yang digunakan untuk memelihara Kado harus bebas dari penyakit menular.
      • Kandang Kado harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas kado yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas kado sehat cukup dicuci dengan air biasa.
      • Kado yang baru masuk sebaiknya dimasukkan  ke kandang karantina dulu dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, Kado dapat juga dimandikan larutan Asuntol  berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.
      • Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap dan bebas dari genangan air. Kelembapan yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan menghisap darak ternak.
      • Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.
      Beberapa penyakit yang dapat menyerang Kambing dan domba adalah : 1) Penyakit parasit (kudis, kutu, cacingan); 2) Penyakit Bakterial (Antarks, Cacar mulut, Busuk Kuku); 3) Penyakit Virus (Orf); 4) Penyakit lain (Keracunan sianida, Kembung Perut, Keguguran). Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring / pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.

      Catatan : Penggunaan produk BIOBOOST ini juga sangat bermanfaat untuk mendukung budidaya peternakan lainnya, seperti Budidaya Sapi, Budidaya Babi, Budidaya Unggas, maupun budidaya hewan hias.

      Informasi dan pemesanan:
      Hub: 081211132400